Thursday, August 15, 2019

Budidaya Kutu Air




   Kutu air merupakan salah satu pakan alami yang cocok untuk anak ikan atau burayak. Selain memiliki daya tarik bagi burayak, kutu air juga memiliki kandungan gizi tinggi. Pakan alami ini cocok diberikan pada anak ikan yang masih berumur beberapa hari.

  Semua jenis benih ikan air tawar seperti lele, gurame, nila dan sebagainya bisa diberi pakan kutu air. Bahkan untuk ikan hias yang berukuran kecil seperti cupang, sangat menyukai kutu air ini.

   Kutu air sangat cocok diberikan pada benih ikan gurame yang mulai habis kantung kuningnya (makanan bawaan). Pada kondisi ini, pakan yang diberikan harus mempunyai daya tarik yang bisa merangsang burayak untuk memakannya.

   Kutu air hidup melayang-layang di air sehingga akan menarik burayak untuk memangsanya, ukurannya sangat sesuai dengan bukaan mulut burayak. Habitat kutu air adalah perairan tergenang. Karena ukurannya sangat kecil dan tubuhnya transparan, jadi sulit diamati.

  Ada beberapa jenis kutu air yang sering dimanfaatkan untuk pakan burayak diantaranya Daphnia sp. dan Moina sp.

Kandungan gizi Daphnia sp: 42,65% protein, 8,00% lemak, 94,78% kadar air, dan 4,00% kadar abu.

Kandungan gizi Moina sp: 37,38% protein, 13,29% lemak, 90,60% kadar air, dan 11,00% kadar abu.

Sumber data : Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 1990.

   Perbedaan jenis kutu air Daphnia sp dan Moina sp yaitu :
Daphnia sp.
Moina sp.

- Daphnia sp berwarna putih transparan sedangkan Moina sp berwarna kemerahan.
- Habitat Daphnia sp adalah perairan tawar seperti kolam, danau, dan tempat-tempat tergenang lainnya dengan suhu 21 derajat celcius dan Ph 6,5 – 9.
- Sedangkan Moina sp banyak dijumpai pada perairan rawa yang banyak mengandung bahan organik yaitu rawa-rawa yang berumput dan banyak kayu-kayu mati.

   Cara Budidaya Kutu Air Untuk Pakan Benih Ikan
1. Siapkan wadah bak sebagai kolam pembenihan kutu air dengan ukuran 2 meter persegi. Bersihkan, lalu bilas dengan air bersih.
2. Isi air dengan ketinggian sekitar 30 cm.
3. Taburkan kapur pertanian dolomit sebanyak 4 kg.
4. Masukkan kotoran ayam sebanyak 4 kg serta bungkil kelapa dan ampas kedelai secukupnya.
5. Aduk semua bahan selama sampai tercampur rata.
6. Diamkan bak tersebut selama 4 – 5 hari sampai air berwarna kecoklatan.
7. Masukkan bibit kutu air ke dalam bak dengan kepadatan 40 – 50 ekor per liter.
8. Satu minggu kemudian kutu air dapat dipanen.
9. Lakukan pemupukan setiap 10 hari sekali agar kutu air bisa tetap hidup dan berkembang biak.

  Kutu air memang bisa didapatkan langsung dari alam tanpa proses kultur atau budidaya sendiri, namun demikian dikhawatirkan membawa bibit penyakit yang dapat membahayakan hidup benih ikan, jika kutu air didapat dari menangkap langsung, rendam terlebih dahulu dalam air yang telah dicampur methyline blue dengan dosis 1cc untuk 5 liter air.

   Keunggulan lain yang didapat dengan cara kultur kutu air sendiri adalah menghindari zat-zat pencemar seperti logam berat, zat kimia dan bahan-bahan pencemar lainnya.



Semoga bermanfaat ....

Monday, July 1, 2019

Aquaculture

Aquaculture

Fish farming is a very important activity now and in the future. This is because fish is one type of food that is needed by humans who have a relatively cheap selling price and has a complete nutritional content, with food needed by humans will be fulfilled.
Therefore, the ability of human resources to produce cultured fish is urgently needed, with the increasing population and further limitations of cultivated land, a fish culture technology is needed on limited land and high productivity to meet food needs.
Knowledge of fish culture containers and media needed for aquaculture will provide an understanding of the investment that must be prepared in accordance with the scale of production to be applied, by applying intensive fish farming technology an understanding of production of artificial feed that is environmentally friendly but in accordance with the needs of aquaculture fish In addition, in cultivating fish, it is very necessary to have natural food in the larvae and seed phases, so an understanding is needed on how to breed natural food in accordance with the needs of fish.
In addition, in fish farming there will be obstacles experienced by fish farmers, namely the presence of fish pests and diseases. Therefore, it is needed an understanding of the types of pests and diseases that can attack fish farming and how prevention and treatment must be carried out by farmers so that the farmed fish are not attacked by pests and diseases.
With the development of science and technology, the application of the latest technology has penetrated fish farming, traditional fish breeding will be less desirable and will turn to the touch of science and technology to increase production in aquaculture. The application of molecular technology in fish culture can be applied starting from chromosome engineering, gene engineering and cell engineering.
Chromosome engineering includes gynogenesis, androgenesis and polyploidization activities which aim to manipulate these chromosomes to increase the productivity of cultured fish and provide added value to fish farmers, whereas gene engineering can be applied if the equipment for engineering is available where gene engineering can be made. Cultivated fish commodities are inserted with beneficial genes for farmers such as growth genes, antifreeze genes and body color genes.
In this blog we will share very basic knowledge in raising fish, this blog will also explain various basic abilities to carry out activities that can be directly applied by using language that is simple and easily understood by various groups.
Hopefully the contents of this blog can be one of the references and useful for fisheries farmers, Ameen ...